Dalam beberapa situasi, aku menyadari bahwa sebetulnya kemampuanku untuk melakukan percakapan, berkomunikasi secara langsung dengan orang lain tidaklah buruk. Aku kadang bisa saja bercerita panjang dengan penuh kepercayaan diri. Bahkan, sekalipun apa yang kusampaikan hanyalah hal-hal kecil saja, tapi aku mampu merasakan betapa leganya diriku setelah melakukan percakapan itu.
Hanya saja, itu cuma terjadi dalam beberapa kondisi tertentu yang belum kuketahui alasannya. Sebab tidak alasan jelas yang kutemukan perihal apa yang membuatku kadang mampu berkomunikasi dengan baik dan percaya diri, dan apa yang membuatku memilih diam dan tak percaya diri.
Terlebih lagi dalam hal melakukan basa-basi. Menurutku, sekalipun aku tidak senang dengan orang yang basa-basi kepadaku, orang yang bisa basa basi itu hebat. Mereka bisa memulai percakapan tentang apa saja dan dengan siapa saja. Sedangkan aku, tidak terlintas di pikiranku apa yang bisa kulakukan untuk memulai percakapan kecil dengan seseorang.
Sebab itu pula, aku tidak pernah yakin dengan level kemampuan komunikasiku. Meskipun begitu, aku diam-diam mempelajari cara berkomunikasi yang baik. Entah itu dengan seseorang, sekelompok orang, atau dengan diri sendiri. Untuk yang terakhir kusebutkan, kupikir aku akan menceritakan tentang itu di lain waktu.
Aku mempelajari cara komunikasi melalui bacaan, video-video yang kutemukan di internet, dan kadang pula dengan menyimak percakapan orang lain. Dari bacaan, biasanya aku menemukan semacam dasar-dasar dari sebuah teori komunikasi. Melalui video, aku melihat teori-teori itu dalam bentuk tindakan.
Lalu melalui cara yang ketiga, ini favoritku, menyimak percakapan orang lain, aku melihat bagaimana orang-orang membangun percakapan. Aku jadi menyadari pula bahwa yang perlu dilakukan hanya dua hal, saling bicara dan saling mendengarkan. Konon katanya, itu adalah kunci komunikasi yang baik. Konon katanya lagi, komunikasi yang baik adalah kunci hubungan yang baik dan langgeng hingga tua.