Membeli Obat

wahab
2 min readJun 6, 2024

--

Photo by Anshu A on Unsplash

Sore tadi selepas pulang kerja, aku sempat merasa sakit gigi. Pasalnya adalah karena aku mengunyah gula-gula karet. Entah kenapa baru kali ini sakit, pikirku. Padahal hampir setiap hari aku mengunyah gula-gula jenis yang sama.

Aku mencoba menahan sakitku hingga malam. Kupikir, sebentar lagi sakitnya bakal hilang. Namun nyatanya, tidak. Aku takut jika sakitnya berlarut-larut, jadi aku memutuskan untuk keluar membeli obat penahan nyeri.

Aku sebetulnya hanya membutuhkan satu atau dua biji saja. Sebab kupikir, ini bukan sakit gigi yang parah. Hanya saja aku butuh sesuatu untuk meredakan nyeri yang kurasakan.

Jadi aku menuju ke apotek terdekat dan membeli obat. Sebab aku membelinya di apotek, mereka memberiku satu papan obat. Aku merasa ini berlebihan, tapi lupakan. Salahku tidak menanyakan lebih dulu.

Ketika keluar dari apotek, aku melihat satu hal menarik. Tepat di depan apotek itu, di dekat tempatku memarkir motor, aku melihat sepasang suami-istri yang sedang melakukan panggilan video yang kupikir itu pasti anaknya.

Dari jauh aku memperhatikan mereka dan tiba-tiba membayangkan mungkin saja Ibuku juga akan sesenang dan setenang itu jika aku menelpon Ibuku. Aku jadi teringat bahwa aku tidak pernah benar-benar melakukan panggilan video dan berbicara lama-lama seperti itu dengan Ibuku.

Aku lalu pulang sambil mengingat wajah sepasang suami-istri itu. Khayalanku tiba-tiba berubah ketika di perjalanan pulang mengendarai motor, aku berpapasan dengan seorang perempuan.

Bukan perempuan itu yang mengalihkan fokusku, tetapi hal yang dia lakukan ketika berkendara. Dia mengendarai motornya dengan kecepatan rendah sambil bernyanyi seolah hanya dia seorang yang sedang berada di jalanan.

Aku jadi ingat bahwa aku juga sering melakukan hal yang sama ketika berkendara. Aku sering tiba-tiba menyanyi dan melupakan segala hal yang ada di sekitarku.

Hanya saja, baru kali ini aku melihat secara langsung orang lain melakukan hal yang sama, dan itu membuatku berpikir mungkin saja orang lain juga akan menatapku seperti ini jika mereka menemukanku melakukan hal yang sama di jalanan.

Tiba di kamar, aku menikmati makan malamku. Lalu menelan satu biji — tidak, aku mengunyah — obat yang kubeli untuk menahan pada gusiku. Saat ini, sakitnya sudah redah. Kuharap semoga sakit itu tidak kembali lagi.

--

--

wahab
wahab

Written by wahab

i write every day about little things and everything in between.

Responses (1)