Sabtu malam kali ini rasanya sepi sekali. Tak ada hal menarik. Tak ada pertandingan bola lagi yang bisa ditonton. Aku juga tidak tertarik untuk keluar ke kedai kopi seperti yang biasanya kulakukan. Apalagi yang menarik untuk dilakukan selain tidur?
Kupikir itu satu-satunya hal menarik yang bisa kulakukan malam ini. Tidur. Apalagi beberapa hari belakangan ini, tidurku selalu kacau. Maksudku, aku selalu tidur larut malam karena beberapa hal yang mengganggu pikiranku.
Hari ini, sebab tak ada hal lain yang dapat menunda tidurku — menonton pertandingan sepak bola satu-satunya hal yang kuwajarkan jika itu menunda tidurku — kupikir, ya, ini kesempatan yang baik untuk kembali memperbaiki waktu tidurku.
Rasanya seperti aku kalah jika selalu tidur terlambat. Sebab sebelum-sebelumnya, aku sudah membiasakan diri untuk tidur sesuai jadwal. Namun itu berubah ketika aku menghadapi hal-hal yang menahanku untuk tertidur.
Aku tidak ingin itu terulang lagi. Jika aku bisa memperbaiki jam tidurku, kupikir aku ingin melakukannya lagi seperti sebelum-sebelumnya. Sebab aku sadar, ketika memiliki tidur yang cukup, hari-hariku dan segala hal yang kujalani hari-hari itu juga rasanya seperti berjalan lebih mudah.
Selain itu, dan yang terpenting, tidur yang cukup adalah cara yang tepat memulihkan otak dan otot yang selalu bekerja keras.