Member-only story
“Adakah sudah pacarmu?”
Pertanyaan semacam inilah yang kutemui ketika kembali terhubung dengan kenalan lamaku. Entah itu temanku ataupun keluargaku. Kadang melalui pertemuan secara langsung, dan kadang pula melalui percakapan telepon.
Ketika menerima pertanyaan seperti itu, kadang aku hanya tertawa. Bagiku, tertawa adalah cara yang baik untuk menjawab pertanyaan seseorang tanpa perlu menjawabnya sama sekali. Meskipun begitu, tidak setiap waktu cara ini berhasil, sebab beberapa orang akan menunggu dan menuntut jawaban selepas tawamu selesai.
Suatu kali, aku mendapat pertanyaan itu dari pamanku. Dia adalah salah seorang dalam hidupku yang memiliki peran ayah dalam hidupku. Sebab itu pula, setiap kali dia menanyakan sesuatu kepadaku, aku selalu harus memikirkan jawaban yang tepat. Sebab dia tahu, tawa bukanlah jawaban yang dia inginkan.
“Adakah sudah pacarmu?”
Aku menatapnya sambil tersenyum karena dua hal. Pertama, sebab itu adalah pertanyaan yang tidak kuduga akan ditanyakan oleh dia, apalagi setelah lama baru kami berjumpa. Namun aku menduga dia menanyakan itu sebab anak-anaknya…