Aku sedang duduk di depan sebuah toko kecil di tepi jalan ketika menulis catatan ini. Sabtu malam ramai sekali. Mobil dan motor berbaris panjang, dan hanya bergerak perlahan sedikit demi sedikit. Kadang pula ada motor yang menyelinap di sela-sela kendaraan. Seolah jalanan ini dibuat untuk area bermainnya.
Aku mencoba mengamati mata dan wajah setiap pengendara yang melintas di depanku. Kupikir, mungkin saja aku bisa menebak-nebak keresahan seperti apa yang sedang mereka bawa pulang ke rumah masing-masing.
Namun itu tidak berhasil. Tak ada hal yang bisa kutemukan. Lagipula, mana mungkin aku bisa melakukan itu, maksudku, membaca rahasia sesorang dari mata dan wajahnya. Lupakan!
Di seberang jalan, seorang pengendara ojek online sedang duduk merenung di atas motornya. Sejak aku mulai menulis catatan ini, dari tadi dia hanya duduk memandang ke depan. Aku menebak, dia mungkin saja sedang sibuk memandang kemacetan atau mungkin pula dia sedang diam-diam menghitung jumlah tumpangannya hari ini.
Entahlah, hanya saja aku kadang merasa senang mengamati orang-orang, lalu mencoba mengarang cerita tentang hal-hal yang sedang mereka pikirkan. Seolah aku bisa menembus mata mereka dan masuk ke dalam hati dan pikiran mereka. Padahal sebetulnya, cerita-cerita yang kubuat itu, hampir sepenuhnya berasal dari keresahanku sendiri.
Sabtu malam ini ramai sekali di pikiranku.