Mencintai

wahab
2 min readMay 6, 2024

--

Photo by Will O on Unsplash

Aku jadi bingung, dan pada saat bersamaan merasa lucu dan sedih, ketika seseorang teman bertanya kepadaku “Kamu masih mencintai dia?” — Aku merasa penggunaan kata “mencintai” itu tidak tepat. Tapi biarlah, lupakanlah!

Pertanyaannya sebetulnya tidak persis seperti itu. Meskipun dia menanyakan dengan cara yang berbeda dan pemilihan kata yang berbeda, tapi aku memahami maksudnya. Pertanyaannya punya satu titik tuju. Aku hanya menuliskan ulang dengan bahasa tulis agar mudah memahaminya. Sekalipun sebetulnya, sekali lagi, penggunaan kata “mencintai” itu sepertinya terlalu dramatis.

Aku tak tahu harus menjawab apa pada pertanyaan-pertanyaan semacam itu selain tertawa. Belakangan aku menyadari bahwa aku lebih sering memilih tertawa ketimbang meluangkan waktu menjawab pertanyaan seseorang. Tidak semua pertanyaan, tapi pada beberapa pertanyaan tertentu saja. Salah satunya, pertanyaan seperti ini.

Tapi bukankah tidak semua pertanyaan harus segera dijawab? Menurutku, tentu saja. Tidak semua pertanyaan perlu dijawab. Apalagi jika jawaban dari pertanyaan itu bukan hal yang penting untuk diketahui semua orang. Tapi aku masih berpikir, apakah jawaban dari pertanyaan semacam ini perlu untuk diketahui orang-orang?

Sebetulnya aku sempat memikirkan jawabannya. Meskipun jawaban itu kusimpan untuk diriku sendiri, tapi aku meluangkan waktu untuk memikirkannya. Maksudku, aku memberikan pertanyaan itu kepada diriku sendiri. Lalu dengan penuh kesadaran aku mencoba menjawabnya.

Beberapa hal terlintas dan kupikir itulah alasan-alasan yang dapat mendukung jawabanku. Tapi tidak ada jawaban yang pasti. Segalanya hanyalah kemungkinan. Semakin aku berusaha mencari jawabannya, semakin banyak pula kemungkinan yang kutemukan.

--

--

wahab
wahab

Written by wahab

i write every day about little things and everything in between.

No responses yet