Aku baru membuka laptopku tepat pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya. Malam ini aku terlambat untuk mulai menulis. Aku butuh waktu untuk mengumpulkan tenaga setelah menikmati hari yang padat ini.
Hari ini cukup padat, tapi aku bersyukur segalanya tetap berjalan lancar. Aku bisa menyelesaikan beberapa hal yang kukerjakan. Meskipun sebetulnya, aku tetap butuh kopi untuk membuat mataku tetap menyala hingga jam kerja berakhir.
Begitu pulang kantor, aku menghadapi kemacetan yang cukup panjang. Baru kali ini aku mendapati macet seperti ini di sini. Kupikir ada semacam keadaan darurat yang membuat jalan yang biasanya lengang ini menjadi padat seketika. Ternyata, ada pengalihan jalan sebab orang-orang sekitar sedang mempersiapkan perayaan hari besar.
Beruntung aku masih punya sedikit ketidaksabaran. Jadi aku tidak menunggu hingga macet usai. Tapi aku memanfaatkan celah-celah yang bisa dilintasi motorku untuk segera tiba di tujuan. Meskipun sebetulnya, cara ini hanya dilakukan ketika dalam keadaan darurat.
Setiba di kamar, aku langsung melepaskan segala barang dan bawaanku. Seketika badanku menjadi ringan dan aku menghempaskan tubuhku ke kasur. Aku hanya berencana untuk rebahan untuk sekejap, sekadar untuk meluruskan punggung. Tanpa kusadari, aku tiba-tiba ketiduran. Ternyata, semangat yang diberikan kopi itu kepadaku, benar-benar bertahan hanya sampai jam kerja berakhir.
Aku baru terbangun tepat pukul 18.40 WIB. Aku bangun membersihkan wajah dan tubuhku lalu segera menyambut malam. Namun selepas itu, aku masih merasakan kemalasan mencoba menggodaku untuk tidur kembali.
Dan begitulah, aku tertidur kembali dan membuatku terlambat makan malam, dan terlambat pula untuk menulis, dan karena aku terlambat mulai menulis, terlambat pula aku menyelesaikan catatan ini, dan akibatnya aku juga jadi terlambat untuk tidur malam ini.
Sekalipun begitu, aku tetap senang dengan segala yang terjadi dan kualami hari ini. Semacam mendayung sampan; pelan-pelan, selama dayung tetap berayun, yakinkan kita tetap sampai tujuan. Aamiin.