Mendengarkan Keributan

wahab
2 min readAug 1, 2024

--

Aku sempat ketiduran dan lupa untuk menulis catatan hari ini, sampai aku mendengar suara “plak” yang sangat keras. Seseorang di kamar sebelah — aku tak tahu siapa pastinya — membanting pintu dan membangunkanku. Pintu kayu dan bunyi hempasannya terpantul ke segala pojok. Aku yakin bukan hanya aku seorang yang mendengar keributan itu.

Segalanya terjadi begitu cepat. Tepat setelah hempasan pintu itu, lalu diikuti semacam bunyi kunci yang sedang menutup terputar dua kali. Kemudian samar-samar kudengar suara perempuan yang berbicara dengan nada yang tinggi. Aku tak tahu pastinya apa yang dia katakan, tapi aku bisa menebak dari segala kebisingan itu bahwa sesuatu sedang terjadi di sebelah sana.

Aku terbangun di antara rasa penasaran dan juga pusing sebab dikejutkan oleh keributan itu. Sejenak aku mencoba menenangkan diri dan meminum air sebanyak-banyaknya. Bukan hanya tidur yang membuatku haus, tapi juga rasa penasaran. Setelah itu, aku menunggu suara apa lagi yang akan muncul setelahnya, tapi kupikir semuanya sudah aman. Aku benci dengan hal-hal seperti ini.

Ini bukan pertama kalinya. Beberapa bulan lalu, keributan juga terdengar dari kamar yang sama. Keributan itu membangunkanku seperti hari ini. Waktu itu minggu pagi, dan aku sedang ingin bermalas-malasan. Sengaja aku terbangun lebih lambat. Namun bising dari sebelah membangunkanku lebih awal.

Waktu itu bukan hanya bunyi hempasan pintu yang membuatku terbangun. Lebih dari itu, aku mendengar juga semacam bunyi barang-barang yang dilemparkan, teriakan-teriakan yang disertai tangisan dengan ucapan yang tidak jelas, dan semacam bunyi pergulatan. Aku tak tahu apa yang terjadi tapi itu membuatku tidak tenang memikirkannya.

Hal yang membuatku tambah panik ketika tiba-tiba tak terdengar lagi bunyi dan suara dari sebelah. Seketika segalanya sunyi sejenak. Lalu setelah itu, hanya terdengar satu suara yang berbicara cukup tenang. Aku tak mendengar pasti apa yang dia katakan, tapi setiap kali dia berbicara, juga diikuti dengan semacam bunyi yang terjadi ketika satu kulit ditepukkan ke bagian kulit yang lain.

Mungkin setelah tiga atau empat tepukan, segalanya kembali hening. Kali ini benar-benar hening dalam waktu yang cukup panjang. Tak ada lagi yang bisa kudengarkan, tapi sesuatu dalam kepalaku terus bergejolak. Aku terus memikirkan apa yang terjadi di sana. Pikiran itu tinggal di kepalaku selama dua hari, sampai aku melihat kedua orang yang kuduga terlibat keributan itu keluar dari kamar mereka kemudian pergi entah ke mana sambil berboncengan.

Semoga mereka berdua baik-baik saja.

--

--

wahab
wahab

Written by wahab

i write every day about little things and everything in between.

No responses yet