Menebak Arah Mata Angin

wahab
2 min readFeb 19, 2024

--

Photo by Geranimo on Unsplash

“Setelah ini, kamu akan ke mana?”

Temanku tiba-tiba bertanya tentang hal yang sama sekali tidak sedang kupikirkan. Dia bertanya tentang apa rencanaku jika aku memutuskan untuk berpindah ke tempat lain.

Aku tak menjawabnya. Tapi malah balik bertanya padanya untuk memahaminya, “Kenapa bertanya seperti itu?”

“Ya, cuma bertanya aja. Sebab tidak mungkin kamu ingin selamanya di tempat ini.” Kupikir maksudnya baik, dan aku mengerti. Aku tahu bahwa satu-satunya yang pasti adalah ketidakpastian. Selebihnya kita hanya bisa bermimpi dan berencana.

“Aku tidak tahu,” jawabku singkat. Aku tidak memikirkan tentang hal itu. Bahkan, aku tidak memiliki rencana apa-apa. Meskipun kupikir, mungkin aku butuh mempersiapkan sesuatu.

Hal-hal seperti ini bisa jadi apa saja. Pekerjaan, percintaan, perkawanan, dan banyak lagi ketidakpastian yang kadang membuat manusia menjadi cemas. Memahaminya tidak semudah menebak arah mata angin.

Seketika kepalaku menjadi berat. Pikiranku bekerja keras berusaha mengangankan sesuatu, tetapi hanya membuat kepalaku semakin berat. Tiba-tiba dadaku berdetak semakin cepat. Jadi aku mencoba mengatur hela napasku.

Dalam diamku, aku menyadari dua hal tentang pertanyaan itu. Pertama, itu menjadi pengingat bahwa suatu saat aku mungkin akan pergi dari tempat ini. Jadi, sebaiknya punya rencana apa yang akan kulakukan selanjutnya.

Kedua, pertanyaan itu membuatku berpikir tentang ketakutanku. Aku takut jika tiba-tiba tempat ini tidak lagi menginginkanku, sedangkan aku tak tahu apa yang akan kulakuan selanjutnya.

Tiba-tiba aku merasa dua hal yang kupikirkan itu sepertinya sama saja. Keduanya mengarah pada satu hal. Ketakutan. Aku merasa menjadi takut pada hal-hal yang belum tiba, pada hal-hal yang belum terjadi, dan pada hal-hal yang tidak mampu kukendalikan.

Kupikir, apa saja bisa terjadi. Aku tidak bisa mengatur masa depan. Tapi yang bisa kulakukan adalah tetap hidup dan menikmati segala yang kujalani saat ini. Sebaiknya-baiknya, dengan segala kemampuan dan kesempatan yang kumiliki.

--

--

wahab
wahab

Written by wahab

i write every day about little things and everything in between.

No responses yet