Hari ini aku merasa sangat lelah. Biasanya, aku selalu meninggalkan kantor dengan perasaan senang dan bahagia. Tapi hari ini, aku menyadari bahwa aku pulang dengan pikiran yang berat.
Setiba di rumah, aku hanya melepas sepatu lalu menghempas tubuhku ke kasur. Seketika aku merasa beban yang memberatkan pundak dan kepalaku ikut berjatuhan. Tapi pikiranku tetap saja sama beratnya.
Aku menyunting kembali tulisan ini dan hanya menyisakan dua paragraf. Hari ini aku benar-benar lelah. Aku tidak ingin ketidakmampuanku mengelola perasaan dan energiku, membuat hariku malah menjadi buruk. Jadi aku memutuskan untuk menghapus semua paragraf berikutnya.
Aku ingat suatu kali, aku pernah mengikuti bincang karya seorang penulis. Satu pesan dari penulis itu yang kuingat, dia bilang, “Jangan menulis ketika kamu merasa sangat sedih, jangan menulis jika kamu merasa sangat marah.” Sebab katanya, itu akan membuat tulisanmu malah basah atau terbakar.
Tadi aku mulai menulis catatan ini dengan perasaan yang campur aduk. Aku merasa sedih, lelah, marah, dan hampir tidak dapat mengendalikan diriku. Namun pada saat bersamaan, aku merasa mampu menulis secara lancar dan bahkan dapat mengungkapkan segala yang tertahan.
Tapi aku merasa, aku tetap perlu harus memilih dan memilah kata yang dapat kugunakan. Beberapa hal kupikir masih layak untuk kubagikan, tapi selebihnya, kusimpan untuk diriku sendiri. Aku hanya perlu belajar untuk membiasakan diri menerima, menyimpan, dan melepaskan beberapa hal.