Tak terasa satu jam berlalu. Aku hanya duduk di depan laptopku yang terbuka. Aku sedang tak tahu ingin menulis apa. Pikiranku ke mana-mana, tetapi setiap kali ada ide yang ingin kutuliskan, selalu saja diriku menolak menuliskannya. Padahal sudah kubilang pada diriku. Jika tidak ingin kehabisan ide menulis, sebaiknya tabung beberapa hal yang bisa kau tuliskan nanti. Tapi aku tidak melakukannya. Aku selalu saja baru memikirkan akan menulis apa ketika sudah tiba waktunya untuk menulis. Sering kali, ideku selalu lancar dan ceritaku tertuliskan begitu saja. Tapi beberapa kali, aku mengalami hal seperti ini: diam menatap layar putih, lalu sesekali membuka hp dan berharap menemukan ide, atau tidur dan berharap ketika terbangun nanti tiba-tiba saja aku punya sesuatu dari tidurku yang ingin kuceritakan. Namun saat ini, aku benar-benar tidak tahu ingin menceritakan apa. Soalnya, kemarin aku sempat merasa sepertinya aku sudah mulai banyak menceritakan hal-hal yang sebenarnya tidak pernah kubagikan kepada siapapun. Aku merasa seperti baru saja membuka rahasiaku kepada setiap pembaca yang menemukan tulisanku sekalipun mereka dan aku tidak saling mengenal. Pikiran itu tiba-tiba membuatku menolak segala ide yang ingin kutulis. Tadi aku berpikir ingin menulis tentang A atau B. Begitu sudah tiba di pertengahan, pikiran itu muncul dan membuatku berhenti. Tanpa berpikir panjang, aku menghapus semua yang sudah kutuliskan dan kembali menatap layar kosong. Akhirnya, aku menulis catatan ini sebagai gantinya. Aku merasa perlu mengeluarkan segala hal yang menghambat pikiranku. Semacam badai, kadang dianggap sebagai bencana padahal ia datang untuk menggugurkan daun-daun tua agar daun-daun muda bisa tumbuh menggantikannya. Kupikir dengan menuliskannya seperti ini, yang tertuliskan sudah tidak perlu lagi kutampung berlama-lama di dalam kepalaku. Dengan begitu, ide-ide baru bisa tumbuh.
