Member-only story
Belum menjadi Medium Member? Baca versi gratis tulisan ini di sini.
“Kalau kamu kaya raya, apa yang akan kamu lakukan?” tanya temanku.
Kupikir dia tiba-tiba menanyakan hal itu ketika beberapa saat sebelumnya kami sedang berbincang mengenai banyak hal. Mulai dari pekerjaan saat ini, mimpi dan keinginan yang belum tercapai, dan semacamnya.
Biasanya, jika aku mendapatkan pertanyaan seperti ini aku tidak akan langsung menjawabnya. Sering kali aku balik bertanya, “Kenapa kamu menanyakan hal itu?”
Namun karena aku tidak ingin membuat percakapan kami bercabang, jadi aku memasukkan diriku ke dalam pertanyaan itu. Sebelum menjawab, aku memastikan kembali bahwa aku benar-benar memahami pertanyaannya.
“Kaya raya seperti apa maksudmu?”
“Misalnya kamu tidak perlu bekerja lagi tapi tetap memiliki uang dan pemasukan,” jawabnya.
Sebetulnya aku tiba-tiba berpikir, hal-hal semacam apa yang bisa kulakukan yang membuatku tetap memiliki pemasukan sekalipun tidak lagi bekerja. Namun aku menyimpannya untuk kupikirkan sendiri.
“Aku ingin pulang ke rumahku di kampung halaman dan menjalani hidup yang kuinginkan. Hidup santai di rumah tanpa perlu dikejar dan mengejar waktu, menanam makanan sendiri di halaman rumah, memelihara ayam dan ternak lainnya, lalu sesekali…
