Member-only story
#337 | Hari 2 Ramadan
Menikmati Dua Puluh Menit Tersisa
Belum menjadi Medium Member? Baca gratis melalui tautan ini.
Pukul 03.30 pagi, alarm pertamaku berbunyi. Aku masih tertidur dan tak mendengarnya sama sekali. Lima menit berselang, untuk kedua kalinya, alarmku berbunyi lagi.
Kali ini mataku terbuka. Silau cahaya dari layar ponselku menerangi kamarku yang gelap. Aku memaksa membuka mataku perlahan sambil jariku mencari cara cepat untuk meraih ponselku. Tepat ketika jari telunjukku melekat di layar ponselku, segera pula kugeser tombol untuk mematikan alarm.
Aku sudah terbangun. Mataku terbuka lebar menatap langit-langit kamar, tetapi badanku masih melekat di kasur. Kupikir, aku butuh dua menit untuk menstabilkan diri sebelum beranjak dari kasur. Namun yang tak kuduga, tiba-tiba aku tertidur sekali lagi.
Mimpi di dalam tidurku dimainkan sekali lagi. Aku lupa bermimpi tentang apa tetapi itu berhasil membuatku tidur lelap. Mimpi itu benar-benar menarik dan aku seperti sedang menyaksikan film — film yang aku sedang bermain di dalamnya.
Satu hal yang kuingat dari mimpi itu, seseorang tiba-tiba mendekatiku dan membisikkan sesuatu ke telingaku.