Member-only story
Belum menjadi Medium Member? Baca versi gratis tulisan ini di sini.
Sebetulnya aku merencanakan untuk melakukan ini pada hari Sabtu. Namun nyatanya, rencana itu hanya berakhir rencana. Sebab aku terlambat bangun, sholat subuh pun terlambat, hingga rencanaku untuk menikmati matahari terbit di Pantai Sanur juga jadi terlambat. Jadi aku menyusun ulang semuanya dan berjanji pada diriku untuk melakukannya pada hari Minggu.
Pagi tadi, aku bangun seperti biasanya. Sesuai dengan waktu yang telah kusetel di alarmku setiap pagi, pukul 5.30. Selepas sholat subuh, aku meluangkan waktuku sekitar 10–15 menit untuk menulis jurnal harian. Biasanya, pada pagi hari, aku menulis apa saja yang terlintas di kepalaku hari itu. Entah itu mengenai hal-hal yang kualami pada hari sebelumnya, mimpi-mimpiku semalam, ataupun mengenai hal-hal yang ingin kulakukan pada hari itu.
Selepas menulis, aku segera bersiap-siap dan segera berangkat ke pantai. Waktu menunjukkan pukul enam pagi ketika aku meninggalkan kamarku. Matahari sudah cukup tinggi, tentu saja. Aku sekali lagi terlambat untuk menyambut matahari terbit. Tapi keinginanku untuk keluar sudah bulat. Lagipula, masih banyak hal lain yang bisa kulakukan pada pagi hari di Pantai Sanur.
Di perjalanan, aku sempat terhenti sejenak. Jalanan terdekat yang sering kulalui untuk ke pantai, ditutup…
