Hari 14 Ramadan

Menikmati Senin

Belajar menikmati segala hari dan perbedaannya?

wahab
2 min readMar 25, 2024
Photo by Dan Wallace on Unsplash

Kupikir aku harus melakukan riset mengenai hari senin. Aku tak tahu, kenapa senin selalu terasa berbeda dengan hari-hari lainnya. Selalu terasa lebih padat dan melelahkan.

Baiklah, mungkin saja itu karena aku mungkin memandangnya dengan sudut pandang seorang pekerja. Tidak. Senin selalu berbeda. Aku sudah merasakan ini sejak di bangku sekolah.

Sejak SD, aku sudah merasa bahwa senin itu berbeda dengan hari lainnya. Setiap kali aku terbangun pada senin pagi, satu hal yang terlintas di pikiranku sebelum aku bersiap-siap mandi pagi dan sebagainya, upacara sekolah. Aku merasa bahwa upacara bendera membuat segalanya menjadi padat.

Selama bertahun-tahun, aku menjalani senin yang sama. Selalu diawali dengan upacara bendera. Aku merasa, ketika itu, jika aku punya energi sebanyak 100% untuk digunakan dalam seminggu, aku sudah menghabiskan 50% energiku hanya untuk upacara bendera.

Barulah ketika aku kuliah, aku terlepas dari upacara bendera. Benar saja, segalanya langsung terasa berbeda. Aku tidak lagi merasakan bahwa hari senin itu berat, padat, dan melelahkan. Justru, aku kadang merasa senang jika tiba hari senin sebab aku bisa kembali ke kampus, bertemu teman-temanku dan sebagainya.

Tapi yang membuatku heran adalah hari senin ketika aku sudah mulai bekerja. Juga tak ada upacara bendera sama sekali. Tapi rasanya sama padatnya dengan hari-hari senin di masa aku sekolah dulu. Aku kadang berpikir, mungkin ini hanya perasaanku saja.

Aku tidak ingin mengada-ada. Membuat seolah-seolah senin itu berat atau semacamnya. Aku mencoba untuk tidak memikirkan tentang itu lagi. Namun lelah di tubuhku yang mengatakannya padaku.

Setiap kali aku selesai bekerja pada hari senin, aku merasakan punggungku seperti orang yang tidak berisitirahat selama sepekan. Dibanding dengan hari-hari lainnya, aku mungkin merasakan hal yang sama tapi tidak seberat yang kualami pada hari senin.

Hari ini, aku kembali merasakan itu. Selepas bekerja tadi, aku singgah ke salah satu warung kesukaanku untuk berbuka puasa. Selesai makan, aku segera balik untuk maghrib. Begitu aku selesai salat, kantuk dan lelah saling beradu di tubuhku. Aku tertidur dan baru terbangun pukul 9 untuk menulis catatan ini.

Tapi entahlah. Mungkin saja bukan harinya yang berbeda dan berat. Tapi hal-hal yang kita lakukan pada hari itu. Jika menyenangkan, entah hari apa, kupikir tentu akan menyenangkan. Mungkin saja.

Terlepas dari itu, kupikir yang terpenting adalah aku harus belajar mencintai dan menikmati semua hari dengan segala perbedaannya. Barangkali suasana di setiap hari itu memang berbeda-beda agar kita tidak bosan menjalani hidup yang begitu-begitu saja.

--

--

wahab
wahab

Written by wahab

i write every day about little things and everything in between.

No responses yet