Jika aku memiliki janji temu dengan seseorang, aku lebih memilih untuk tiba lebih awal ketimbang tiba terlambat. Sekalipun itu berarti aku harus menunggu, kupikir itu jauh lebih baik daripada orang lain yang harus menungguku. Dengan kata lain, aku sekarang lebih senang untuk jadi orang yang tiba tepat waktu.
Jauh sebelumnya, aku adalah orang yang tidak pernah mempedulikan hal-hal semacam itu. Aku tidak pernah benar-benar memikirkan tentang waktu, khususnya untuk hal-hal yang sudah memiliki waktu tertentu. Akibatnya, aku sering terlambat. Mulai dari terlambat masuk kuliah hingga terlambat untuk bertemu dengan seseorang.
Namun ada satu hal yang kupikir berpengaruh besar mengubah cara pandangku tentang waktu. Membuat aku menjadi orang yang menghargai waktu dan bahkan tidak pernah lagi ingin terlambat ketika memiliki janji temu dengan seseorang.
Suatu kali, aku pernah ikut belajar dan bekerja dengan seseorang. Segala yang terkait dengan pekerjaan-pekerjaan kami cukup fleksibel. Termasuk, tidak ada waktu kerja yang tetap. Jadi setiap kali kami memiliki janji temu, juga disesuaikan dengan waktu lowong masing-masing.
Sebab kupikir segalanya cukup cair, jadi kebiasaanku untuk tidak tepat waktu juga semakin besar. Jika kami memiliki janji temu pukul 2 siang, maka aku akan berangkat sekitar 15 menit sebelumnya. Sekalipun kutahu sudah pasti terlambat, aku tidak peduli sebab kupikir, lewat sedikit tidak apa-apa.
Pada pertemuan pertama, aku datang terlambat. Seingatku, aku terlambat sekitar 10 atau 15 menit. Rapat sudah dimulai ketika aku tiba. Sepertinya baru mulai, pikirku. Mereka menerimaku dengan senyum dan mempersilakanku untuk bergabung. Tapi aku merasa rugi sebab ketinggalan beberapa informasi.
Kali kedua, aku tidak ingin terlambat. Aku sudah berjanji pada diriku dan berusaha untuk tiba setidaknya tepat pada pukul 2 siang. Namun satu hal terjadi di jalan dan itu menghambatku untuk tiba tepat waktu. Akhirnya, aku terlambat lagi, dan kali ini sangat terlambat. Kupikir mungkin sekitar 20 menit.
Ketika tiba, mereka masih tetap menerimaku dengan senyum dan mempersilakanku untuk bergabung. Aku sempat menjelaskan bahwa aku terlambat karena satu hal. Salah satu dari mereka peduli dengan apa yang terjadi kepadaku.
Bentuk kepeduliannya adalah, dia tidak ingin melihatku terlambat lagi. Dia menceritakan sesuatu kepadaku tentang waktu dan betapa beruntungnya orang-orang yang dapat menghargai waktu. Dengan penuh kesadaran, aku mendengarkannya.
Aku tidak akan menceritakan secara rinci apa yang dia jelaskan kepadaku. Intinya, apa yang dia sampaikan kepadaku mengingatkanku betapa pentingnya waktu itu. Satu hal yang kuingat, dia bilang “Kamu mungkin dapat mengembalikan uang seseorang, tapi tidak dengan waktu mereka. Begitu pula waktumu.”
Aku hanya diam mendengarnya dan menyadari bahwa aku melakukan kesalahan dengan waktu. Hingga hari ini, aku masih mengingat nasihat yang dia berikan kepadaku. Kupikir, itu adalah hal paling baik yang pernah dia ajarkan kepadaku. Nasihatnya mengubah cara pandangku tentang waktu dan caraku menikmati waktu.