Menjadi Mandiri

wahab
2 min readJun 22, 2024

--

Sejak seminggu terakhir, aku harus mulai berlatih sendiri. Teman latihanku sudah tidak bersamaku lagi. Dia harus pindah ke tempat latihan lain karena pekerjaan.

Awalnya aku sempat berhenti beberapa hari datang ke tempat latihan karena aku tidak ingin berlatih sendiri. Jangankan latihan sendiri, datang ke tempat latihan tanpa mengenal seseorang sama sekali membuatku berpikir untuk tidak datang.

Namun sampai kapan harus seperti ini? Aku tidak ingin berhenti hanya karena alasan tidak punya teman. Satu-satunya pilihan yang tersisa, aku harus belajar untuk berlatih sendiri dan melakukan segalanya sendiri. Sebab pilihan lain, seperti mencari teman latihan baru tampaknya tidak mudah bagiku.

Pada hari pertama aku mulai latihan sendiri, suasananya jelas berbeda dengan sebelum-sebelumnya. Aku tidak peduli dengan orang-orang di sekitarku dan bahkan tidak melakukan percakapan sama sekali dengan siapapun. Aku hanya datang, masuk, latihan, selesai, pulang. Bahkan ketika latihan selesai, aku pulang dengan membawa lelah, pegal, dan rasa hampa.

Padahal sebelumnya, ketika aku memiliki tempat berlatih, aku selalu merasa senang dan tenang. Sebab aku tahu bahwa aku memiliki seseorang yang kukenal dan juga mengenalku. Kami bisa berbincang apa saja sebelum, ketika, dan selepas latihan. Bahkan ketika selesai, aku selalu pulang dengan membawa lelah, pegal, dan perasaan yang penuh.

Tapi temanku sudah pindah ke tempat latihan lain. Aku tak ingin berhenti hanya karena harus berlatih sendiri. Satu-satunya pilihanku adalah memulai kembali segalanya sendiri. Menjadi mandiri. Kupikir, jika aku sudah terbiasa, segalanya akan kembali baik-baik saja.

--

--

wahab
wahab

Written by wahab

i write every day about little things and everything in between.

No responses yet