Member-only story
Belum menjadi Medium Member? Baca versi gratis melalui link ini.
Pada pagi semacam ini, ketika angin bertiup lembut, suara ombak memecah di kejauhan, air yang menepi dengan tenang, matahari bulat sempurna berwarna merah muda, dan udara yang sejuk, membuatku merasakan ketenangan yang sepertinya sudah lama tidak kualami.
Sekalipun pada saat bersamaan, jauh di dalam diriku, aku merasa sesuatu sedang menggangguku. Semacam kegelisahan kecil yang mencoba mengacaukan pikiran dan perasaanku. Tentu saja aku tidak akan menceritakan bagian itu. Aku hanya bisa bilang, semoga badai segera berlalu dan hari-hari setenang pagi ini bisa selalu menyertai.
Di pantai ini, semua orang tampak sangat cerah dan ceria. Seolah dengan mudah mereka mengatakan malam yang gelap sudah berlalu, dan saatnya menyambut pagi dengan semangat baru. Senyum mereka merekah seperti matahari pagi yang tampak baru saja muncul dari permukaan laut. Cerah berwarna merah muda dan bulat sempurna.
Entah mereka sadari atau tidak, senyum dan keberadaan mereka benar-benar memberi warna dalam diriku. Dari senyum mereka yang cerah, tak tampak sama sekali segelap apa malam yang telah mereka lalui. Kupikir, aku juga ingin seperti mereka. Aku ingin bisa menyambut setiap hari baru dengan senyum dan semangat baru.
Mereka benar-benar seperti matahari pagi, tetap terbit setelah ditenggelamkan malam. Lalu memberikan cahaya pada segala yang membutuhkannya.
Aku ingin jadi seperti mereka, seperti matahari pagi. Aku ingin terbit sekali lagi dan lagi, dan memberikan segala yang terbaik kepada orang-orang di sekitarku, terutama kepada orang-orang yang membutuhkanku, dan yang terpenting adalah kepada diriku sendiri.
Tetaplah terbit!