Kemarin malam, sesuatu mengganggu pikiranku dan menjauhkan kantukku. Aku tak tahu pastinya, tapi rasanya seperti ada banyak hal yang tiba-tiba meminta untuk dipikirkan pada saat bersamaan. Seketika itu membuat kepalaku seperti kota yang tidak pernah tidur. Mataku terus menyala hingga pukul dua pagi, dan pikiran-pikiran itu seperti kendaraan yang tak henti melintas, silih berganti.
Saat itu terjadi, aku sudah tahu bahwa begadang bukanlah hal yang baik untuk saat ini. Terlebih lagi, aku harus banyak beraktivitas pada keesokan harinya. Hanya saja, mataku ternyata lebih kuat melawan kantuk. Waktu terus berlalu dan aku tetap saja tidak bisa tertidur. Jadi aku mencoba melakukan hal lain yang kupikir dapat membantuku untuk tidur.
Aku tak tahu apakah cara ini baik atau tidak. Aku membuka ponselku dan mengunduh satu permainan yang dulunya sering kumainkan. Salah satu permainan kesenanganku, sebab bisa memaksaku untuk berpikir. Maksudku, fokus berpikir untuk permainan itu sehingga dapat melupakan hal-hal lain.
Namun yang terjadi tidak seperti yang kubayangkan. Aku terlalu menyenangi permainan itu dan malah menambah alasanku untuk tidak tertidur. Tantangan yang kutemui dari permainan itu membuatku tidak ingin berhenti dan selalu ingin melompat lebih cepat ke tingkatan yang lebih tinggi.
Setelah sejam atau mungkin dua jam berlalu, tepatnya pada pukul dua pagi, aku mulai bosan dan kantuk pun perlahan menemui mataku. Apalagi saat itu, aku juga sudah lupa dengan hal-hal yang sebelumnya mengganggu pikiranku. Tubuhku juga sepertinya sudah benar-benar butuh untuk mengisi energi kembali. Saat itu juga, aku tertidur.
Ketika aku terbangun pagi tadi, aku tahu bahwa semalam aku telah berbuat hal yang merugikan diriku. Aku terlambat bangun dari jam-jam biasanya. Bahkan, aku melewatkan beberapa rutinitas yang selalu kulakukan setiap pagi sebelum berangkat kerja. Begadang semalaman, selain telah membuat waktu tidurku berkurang, juga membuatku bangun pagi dengan perasaan yang “senggol dikit bacok!”