Menjawab Pertanyaan

wahab
2 min readFeb 2, 2024

--

Tadi aku sempat mencuri dengar percakapan orang di sebelahku. Seorang perempuan bertanya kepada teman laki-lakinya. Tepat ketika laki-laki itu selesai berdoa sebelum menikmati mi ayamnya.

“Sejak kapan kamu menjadi taat?” Pertanyaan itu terlintas begitu saja. Menurutku, pertanyaan itu mungkin sederhana tapi cukup menguras energi untuk menjawabnya. Rasanya hampir sama dengan menjawab pertanyaan semacam “Apa kabar?” Sepertinya perumpaan ini tidak sesuai, tapi anggap saja begitu.

Aku tidak mendengar dengan jelas jawaban dari laki-laki itu. Dia seperti menjawab tapi aku tak mendengarnya. Aku hanya melihat laki-laki itu tersenyum seolah itu adalah jawaban paling tepat.

Sebab aku ikut mendengar pertanyaan itu, tiba-tiba aku jadi kepikiran. Membayangkan pertanyaan itu ditujukan kepadaku — entahlah, mungkin saja seseorang bertanya kepadaku, aku hanya membayangkan.

Sambil menunggu pesananku tiba, aku diam-diam membiarkan pikiranku bekerja. Aku tidak menemukan jawabannya. Tapi aku teringat pada satu video singkat yang pernah kutemukan secara tidak sengaja di media sosial.

Sependek ingatanku, dalam video itu, host sedang bertanya kepada Bimbim Slank tentang satu hal. Maksud pertanyaannya hampir sama dengan pertanyaan itu.

Bimbim dengan gaya bicaranya yang sellow, menjawab pertanyaan dari host itu, “Hidup ini kan mengerucut ke atas, semakin lama ujung-ujungnya juga akan ke situ.” Sesederhana itu.

Aku mengingat video itu dan mendapati diriku sedang tersenyum sendiri. Kupikir, senyum mungkin adalah jawaban paling tepat dari pertanyaan semacam ini.

--

--

wahab
wahab

Written by wahab

i write every day about little things and everything in between.

No responses yet