Aku baru saja selesai menonton Suzume. Film anime ketiga yang kutonton dari karya Makoto Shinkai, setelah Kimi No Nawa/ Your Name dan Weathering with You.
Ketiga film ini punya satu kesamaan. Semuanya menceritakan mengenai bencana alam. Mulai dari Kimi No Nawa dengan cerita meteor yang menghancurkan sebuah desa. Lalu Weathering with You dengan hujan yang membanjiri kota-kota. Hingga Suzume dengan gempa yang terjadi di Jepang.
Ini mengingatkanku pada cerita-cerita yang sering kudengar sewaktu kecil. Konon, di balik suatu peristiwa, selalu ada penyebab yang kadang tidak mudah kita pahami.
Kupikir begitu pula Makoto Shinkai menceritakan bencana alam di Jepang. Misalnya, pada film Suzume ini. Dia menceritakan seolah gempa yang terjadi terus menerus di Jepang disebabkan oleh cacing raksasa yang keluar dari dunia Ever-After melalui sebuah pintu.
Tak ada orang yang dapat melihat cacing raksasa itu selain Suzume dan Souta. Tugas mereka menutup setiap pintu gerbang yang terbuka sebelum cacing raksasa itu keluar dan jatuh menimpa kota. Tapi ternyata tugas mereka tidak semudah itu, sebab Souta, lelaki gagah yang seharusnya menjalankan tugasnya, malah berubah menjadi kursi. Cukup spoilernya!
Seperti cerita-cerita menarik pada umumnya. Semakin berat tantangan tokoh utama untuk mencapai tujuannya, semakin penonton dibuat penasaran apakah dia akan berhasil. Selebihnya, emosi diramu dan dijamu, sehingga penonton semakin tenggelam dalam perasaan tokoh utama.
Kupikir, ketiga film ini selalu berhasil menggetarkan perasaanku. Membuat aku merasakan semacam ada gejolak kecil di dalam dadaku. Dan yang pastinya, aku selalu suka dengan cerita-cerita yang dapat membangkitkan kembali imajinasi kreatif.
Satu lagi, aku juga suka dengan lagu-lagunya. Sejak pertama setelah menonton Kimi No Nawa hingga Suzume, RADWIMPS menjadi salah satu band favoritku menurut Spotify.
Lagu favoritku, tentu saja Sparkle. Bang, lari bang, ada meteor!