Member-only story

Menonton Jazz

wahab
2 min readOct 5, 2024

--

Belum menjadi Medium Member? Baca versi gratis tulisan ini di sini.

Cafe Desa Dusun, Bali. (Photo by wahab)

“Kamu suka dengar lagu-lagu apa?”

“Lagu-lagu seperti ini,” jawabku. Di depan, seseorang sedang menyanyikan lagu-lagu lawas tapi dengan aransemen yang berbeda. Ketika dia menyanyikannya, dia membuat lagu itu terdengar menenangkan.

“Tapi tidak setua ini,” aku menambahkan. Dari beberapa lagu yang dinyayikan, seperti lagu-lagu John Lennon, The Beatles, Carpenters, Chrisye, dan semacamnya, ada juga beberapa lagu yang baru pertama kali kudengar.

Seseorang menceletuk tepat ketika lagu itu selesai dinyanyikan, “Wah, ini rajanya tahun 60-an nih.” Aku tak tahu apakah benar lagu itu dari tahun 60-an. Aku juga tak tahu lirik-liriknya, tapi ketika kudengar lagu itu dinyanyikan, yang aku tahu bahwa aku sangat menikmatinya.

Suara bapak-bapak ini terdengar seperti kerupuk. Renyah! (Photo by wahab)

Rasanya, aku bisa tinggal di sini sampai kafe ini tutup hanya untuk terus bisa menikmati lagu-lagunya. Musiknya, suara penyanyinya, dan juga suasananya, benar-benar membuatku merasa tenang dan nyaman.

Aku ingin request sebuah lagu, pikirku. Jadi kubuka daftar putar di ponselku dan aku menemukan satu lagu lama yang belakangan sering kudengarkan. “(They…

--

--

wahab
wahab

Written by wahab

i write every day about little things and everything in between.

No responses yet