Seumpama pohon, butuh waktu yang lama menunggunya tumbuh dan berbuah. Tapi hanya butuh waktu sekejap saja untuk melihatnya tumbang. Entah itu karena angin yang bertiup kencang atau seseorang dengan sengaja menebangnya.
Kupikir begitu pula dengan kebiasaan. Butuh waktu yang lama untuk membuat diri melakukan hal yang sama setiap hari. Tapi kadang hanya butuh satu kemalasan saja untuk menggagalkannya. Entah karena kemalasan itu disebabkan oleh sesuatu yang dari luar maupun dari dalam diri sendiri.
Aku kadang memikirkan itu berkali-kali ketika kemalasan tiba-tiba menyerangku. Ketika sudah waktunya untuk melakukan hal-hal yang biasanya kulakukan tapi aku malah menundanya. Entah itu karena kesengajaan maupun karena ketidakmampuanku melawan kemalasan itu.
Tapi sejauh ini, aku merasa beruntung. Aku beruntung punya keinginan yang besar dan punya keyakinan bahwa melakukan kebiasaan-kebiasaan kecil ini seperti halnya menanam pohon. Aku yakin bahwa, jika aku mampu bersabar merawat kebiasaan ini dengan baik, kupikir buah dari kesabaran itu kelak akan kupetik.
Aku ingat dengan salah satu kalimat yang pernah kutemukan di media sosial. Kalimat ini diucapkan oleh petarung asal Irlandia, Conor McGregor dalam sebuah video pendek.
Dalam videonya, dia mengatakan kurang lebih seperti ini. Aku lupa kalimat persisnya, tapi kurasa bunyinya kurang lebih seperti ini: “If you can envision it here” sambil jari telunjuknya menunjuk ke kepalanya, “and you can believe it here,” lalu jarinya menunjuk ke dadanya, “you can make it!”
Aku terus mengingat kalimat itu pagi tadi ketika sedang berkendara berangkat kerja.