Kesedihan yang paling menyedihkan, menurutku, adalah yang tak mampu diungkapkan.
Aku mengalami itu beberapa kali. Terutama ketika mengetahui kabar tentang kepergian seseorang. Terlebih lagi, jika kabar itu datangnya sangat terlambat.
Mungkin, baru sekitar lima menit yang lalu. Aku iseng mencari bacaan ringan di Google dengan kata kunci meditasi. Kutelusuri beberapa blog. Lalu tiba-tiba ketemu dengan salah satu blog yang kebetulan tulisan-tulisannya dulu sering kuikuti.
Penulis ini, selain rajin menulis di blognya, dia juga selalu punya cara bercerita yang menarik. Itu yang membuatku senang ketika menemukan blognya kembali. Seperti menemukan harta karun, aku membuka tulisan-tulisannya, hingga aku tiba pada salah satu judul yang mengejutkanku. Bahkan, membuatku merasa sedih.
Judulnya, Selamat Jalan Nirwan Ahmad Arsuka. Seketika perasaanku campur aduk. Aku tidak percaya. Sebab tulisan ini ditulis pada Agustus 2023, dan aku baru tahu kabar ini lima menit lalu melalui Google dan kutemukan secara tidak sengaja.
Hal yang sama ketika mengetahui kabar kepergian kak Lily Yulianti Farid. Aku baru mengetahui kabar itu bahkan setelah berbulan-bulan kepergiannya. Dan aku baru tahu kabar itu secara tidak sengaja, juga melalui Google.
Aku bukanlah orang terdekat mereka. Aku mengagumi mereka dan hal-hal baik yang mereka lakukan. Mereka berdua adalah dua sosok penting yang mengubah hidupku, meskipun secara tidak langsung. Mereka memberi titik dalam hidupku yang membuatku semakin mencintai buku, menulis, membaca, dan menyebarkan literasi.
Mereka membuatku percaya bahwa benih-benih kebaikan yang ditanam, sekecil apapun, akan terus tumbuh dan berlipat ganda.
Terima kasih, Kak Nirwan dan Kak Lily.