Aku tak tahu apakah kondisi cuaca punya pengaruh pada suasana hati seseorang. Hanya saja, aku menyadari bahwa setiap kali hari tampak mendung dan hujan, aku sering pula merasakan hal yang sama. Seolah tiba-tiba saja selalu ada hal yang berusaha membuat hujan di mataku.
Pagi ini aku mengirim pesan singkat melalui Whatsapp kepada Ibu. Hanya sebuah pesan singkat yang sederhana. Namun Ibu bukanlah orang yang pandai berbalas pesan dan lebih senang berbicara lewat panggilan telepon. Sedangkan aku, di satu sisi, bukanlah orang yang senang berbicara melalui telepon, entah dengan siapa pun itu.
Tiba-tiba Ibu membalas pesanku melalui pesan suara. Aku yakin, pasti keponakanku yang mengajarinya sebab Ibu tidak tahu menggunakan fitur itu. Lagipula, ini pertama kalinya Ibu mengirimiku pesan suara.
Ketika menerima pesan dari Ibu, aku tidak segera membukanya. Aku berusaha menunggu waktu yang tepat sebelum membukanya. Sebab aku yakin, mendengar suara Ibu seperti membiarkan seseorang menyentuh titik rapuh dalam diriku.
Setelah cukup yakin dengan diriku, aku membuka pesannya. Benar saja, suara Ibu selalu saja bergetar seperti ketika aku menelepon Ibu beberapa waktu lalu. Suara itu pula yang menggetarkan hatiku, dan seketika kerinduan menyelimuti hari yang cerah menjadi mendung, lalu hujan.