Mengenang Ojek Langganan

wahab
2 min readFeb 22, 2024

--

Tukang ojek itu dulunya sering singgah di rumahku. Usianya sudah cukup tua waktu itu. Kalau kutebak, mungkin di kisaran 50 atau 60 tahun. Tapi itu tidak terlihat dari semangatnya bekerja.

Pertama kali aku mengenalnya, ketika aku masih berusia 10 tahun. Dua tahun sebelum dia menjadi ojek langgananku. Ojek yang mengantarku mendaftar di sekolah asrama ketika anak-anak lain diantar oleh orang tua mereka.

Dia baru saja selesai mengantar penumpang terakhirnya, malam itu. Di depan rumahku, tepat di warung kecil Ibuku, sudah berkumpul Bapak-bapak para tetangga. Selain menikmati kopi, mereka juga berbincang tentang banyak hal keseharian di desa.

Perbincangan mereka, yang masih kuingat, mulai dari sawah, tikus, racun tikus, pupuk, empang, ikan, dan banyak hal kecil lainnya. Tentu saja percakapan itu tidak menarik minat seorang bocah sama sekali.

Namun aku mendapati diriku tetap berada di sekitar mereka. Sebagai bocah, waktu itu, kupikir aku bisa segera mendewasakan diri dengan ikut terlibat dalam perkumpulan orang-orang tua.

Malam itu aku hanya duduk diam, mendengar, dan menguap. Barulah aku ikut menyimak percakapan mereka ketika si Tukang Ojek itu mulai bercerita.

Ceritanya sederhana namun siapapun pasti ingin mendengarnya. Aku tidak ingat persis apa-apa saja hal yang pernah dia ceritakan. Tapi, jika kuingat-ingat lagi, kupikir aku akan selalu mendengarnya bercerita.

Sejak malam itu, aku mulai sering menunggu jika Tukang Ojek itu singgah lagi. Beruntung, hampir setiap malam, dia selalu muncul. Selain pandai bercerita tentang apa saja, dia juga adalah pendengar yang baik.

Hanya saja, humornya adalah humor khas bapak-bapak. Hanya dimengerti oleh dirinya sendiri. Meskipun begitu aku tetap ikut tertawa. Lebih tepatnya aku tertawa ketika dia mulai tertawa. Tawanya yang unik kadang lebih lucu ketimbang leluconnya.

Malam ini aku tiba-tiba teringat dengan bapak-bapak dari perkumpulan itu. Mereka semuanya adalah pencerita yang baik dan selalu punya cerita yang menarik. Salah satunya bapak Tukang Ojek langgananku ini. Dia sudah pergi beberapa tahun yang lalu. Tulisan ini kubuat sebagai ucapan terima kasih atas kebaikannya. Atas cerita-cerita dan tawanya yang unik. Tak lupa pula, atas kebaikannya ketika mengantarku mendaftar di sekolah asrama.

--

--

wahab
wahab

Written by wahab

i write every day about little things and everything in between.

No responses yet