Hari 27 Ramadan

Mengetuk Pintu

Kenapa membiarkan yang lalu berlalu selalu tidak mudah?

wahab
1 min readApr 7, 2024

Beberapa hari lalu, aku mendapat satu notifikasi di ponselku yang mencoba mengganggu pikiranku. Sebetulnya, aku ingin mengabaikan ini tetapi hingga hari ini aku masih terus memikirkannya.

Aku sudah memantapkan diriku dan memutuskan untuk tidak lagi membuka pintu bagi mereka yang sudah pergi. Terutama mereka yang pergi karena keinginan mereka sendiri. Aku harus melakukan itu karena kupikir itu yang terbaik untuk diriku.

Namun ternyata melakukan itu bukanlah hal mudah. Di luar sana, ada seseorang yang sepertinya sedang berusaha mencari pintu untuk kembali. Entahlah, apakah dia sedang mencari pintu untuk kembali atau hanya ingin memantau dari kejauhan.

Kalau saja ini hanya terjadi sekali, aku tidak akan memikirkannya. Tapi ini adalah yang kesekian kali. Semacam seseorang yang sedang mengetuk pintu rumah berkali-kali, membuat pemilik rumah harus bergerak mengecek siapa gerangan yang sedang bertamu.

Namun pemilik rumah yang baik tidak gegabah membuka pintu kepada setiap ketukan. Mereka tentu saja akan mengecek terlebih dahulu. Begitu pula yang kulakukan dan kutemukan bahwa seseorang yang sama berada di balik pintu ini.

Aku bingung. Aku seperti berada di antara keinginan untuk membuka pintu dan ketidakmampuan untuk menerima apa yang ada di balik pintu. Apakah aku harus membuka pintu sekali lagi atau membiarkan pintu ini tetap tertutup?

--

--

wahab
wahab

Written by wahab

i write every day about little things and everything in between.

No responses yet