Ada dua hal yang saat ini sedang menjadi tantanganku menulis. Pertama, aku merasa kehabisan ide atau hal-hal yang ingin kuceritakan. Lalu yang kedua, aku seperti kehilangan suara dan cara untuk menceritakan sesuatu. Dua hal itu membuatku kesulitan untuk menulis belakangan ini. Selain tentu saja, hal-hal lain di luar kegiatan menulis.
Sebetulnya, aku pernah membaca dan bahkan pernah melakukan “cara agar tidak kehabisan ide cerita.” Katanya, apapun yang kau temukan, apapun yang kau lihat, apapun yang kau rasakan, dan apapun yang sedang kau alami, cobalah untuk catat semua hal kecil itu. Caranya sederhana. Katanya, kau hanya perlu mencatat! Catat di buku tulismu, di kertas, atau di notes ponselmu.
Aku pernah melakukan hal yang sama meskipun sekarang tidak sering lagi. Kupikir, mungkin itu salah satu alasan kenapa belakangan aku sering kehabisan ide. Sebab seingatku, ketika dulu aku sering mencatat ide-ide yang kutemukan, aku seperti berenang di kolam ide yang airnya tak henti mengalir. Segalanya lancar!
Lalu yang kedua, aku merasa seperti kehilangan suara dan cara untuk menceritakan hal-hal yang kutemukan itu. Untuk yang satu ini, kupikir ada beberapa faktor yang membuatku merasa seperti ini. Entah itu sesuatu dari dalam diriku maupun yang datang dari luar diriku.
Misalnya, jika itu terjadi dari luar diriku, biasanya itu karena aku baru saja mengalami hari yang buruk. Aku tidak ingin menjadikan ini sebagai alasan tetapi hal-hal semacam ini selalu saja mampu mengacaukan banyak hal. Terutama keinginanku untuk bercerita sebagaimana cara dan suaraku seperti biasanya.
Lalu jika itu terjadi dari dalam diriku, biasanya itu karena aku sering diserang tiba-tiba oleh rasa cemas dan lewah pikir. Kadang aku merasa bahwa aku telah membagi terlalu banyak cerita kepada orang-orang yang membaca catatanku. Entah apakah mereka mengenalku atau tidak.
Kadang pula, aku merasa bahwa menceritakan masalahku, misalnya, akan membuatku tampak semakin lemah. Hal-hal seperti itu yang kusadari sering kali membuatku tiba-tiba malas bercerita, tak punya keinginan bercerita, dan bahkan bisa kehilangan kemampuan untuk bercerita.
Aku tidak ingin berhenti menulis hanya karena tidak mampu menghadapi dan menaklukkan tantangan ini. Lagipula ini hanyalah tantangan-tantangan kecil. Selebihnya, masalah apapun itu, akan selalu ada jalan untuk mengatasinya. Kupikir, aku hanya perlu belajar menikmatinya.