Member-only story
Menilai Seseorang dari Pertemuan Pertama
Kenapa orang-orang selalu menilai orang lain pada pertemuan pertama?
Belum menjadi Medium Member? Baca versi gratis melalui tautan ini.
“Sombong!”
Seseorang menceritakan kepada temannya tentang kesan pertamanya bertemu denganku. Dia mengatakan bahwa aku sombong, sesederhana karena aku tidak mengatakan apa-apa ketika bertemu dengannya.
Meskipun belakangan, seorang teman yang mendengar itu mencoba membelaku. Sambil tertawa, temanku menceritakan kepadaku bagaimana dia menjelaskan keadaan yang sebenarnya.
“Dia bukannya sombong, emang gitu introvert. Makanya kamu yang harus samperin dia,” konon begitulah yang dia sampaikan kepada orang-orang itu.
Mendengar temanku menceritakan hal itu kepadaku, aku jadi menyadari tiga hal. Yang pertama, aku mungkin sebaiknya belajar untuk lebih terbuka dengan orang-orang. Misalnya belajar untuk sedikit lebih ramah, murah senyum, ataupun belajar basa-basi untuk membuka percakapan atau sekadar memecahkan kebekuan.
Yang kedua, aku jadi menyadari bahwa kemungkinan terjadinya cinta pada pandangan pertama lebih kecil dibanding kemungkinan seseorang menilai kita pada pertemuan pertama. Apalagi jika pertemuan itu tidak menyenangkan, bisa saja akan meninggalkan kesan yang buruk dalam ingatan mereka.
Lalu yang ketiga, aku bisa saja memiliki pertemuan pertama dengan orang-orang yang mungkin memiliki kebiasaan sepertiku. Kuharap, jika aku mengalami itu, aku ingin belajar untuk tidak menilai seseorang dari kesan pertama pertemuanku dengannya.