Hari 21 Ramadan

Menyiapkan Baju Baru

Ibuku selalu membuatkan baju lebaran yang baru untukku

wahab
2 min readApr 1, 2024
Photo by Ilya lix on Unsplash

Biasanya, pada minggu-minggu terakhir ramadan orang-orang sudah sibuk mencari baju lebaran. Aku juga termasuk orang yang seperti itu. Bahkan kadang tidak lengkap rasanya jika aku tidak punya baju lebaran.

Namun sekarang ini, semangatku untuk membeli pakaian baru tidak lagi seperti dulu. Kadang aku hanya mengenakan pakaian lama yang masih nyaman kukenakan hingga sekarang. Sekalipun aku tahu bahwa baju itu sudah menemaniku selama beberapa edisi lebaran, tapi jika nyaman aku tetap saja mengenakannya.

Cara pandangku tentang berbelanja baru lebaran atau baju baru tidak lagi sama sewaktu aku masih di usia ABG. Waktu itu, aku selalu punya banyak agenda kunjungan ke rumah teman. Jadi aku selalu berpikir, mana mungkin aku mengenakan pakaian yang sama tiap tahunnya. Itu sebabnya, aku selalu punya baju baru.

Namun beranjak dewasa, aku menyadari bahwa ternyata sebetulnya yang berkurang bukan semangatku membeli baju lebaran, tapi agenda kunjungan ke rumah teman. Aku kadang kesulitan mencari ke mana harus berkunjung selain hanya ke rumah tetangga teman main semasa kecil. Selebihnya, kunjungan ke teman-teman lain hanya terjadi jika itu terjadi.

Alasan lain aku tidak memikirkan baju baru adalah karena Ibuku senang menjahit pakaian. Jadi menjelang lebaran dia selalu menyempatkan diri menjahit pakaian untuk kukenakan. Biasanya, jika dia memiliki kain baru atau kain sisa jahitan sebelumnya. Kadang dari kain itu dia bisa membuat satu atau dua baju.

Ibu menjahit (dok. wahab dari catatan ulang tahun Ibu)

Jika kuingat-ingat, hampir setiap baju lebaran yang kukenakan benar-benar hanyalah hasil tangan Ibuku. Kadang dia menjahit karena aku memesan khusus untukku, dan kadang pula dia membuatkanku baju lebaran tanpa sepengetahuanku.

Yang kedua itu kadang membuatku berpikir kembali sebelum membeli baju baru. Aku tidak ingin membeli baju baru jika Ibuku membuatkan satu untukku. Lagipula, hasil buatan Ibuku selalu memuaskan dan nyaman dikenakan, sekalipun dia hanyalah penjahit rumahan. Ditambah pula, aku selalu senang melihat jika Ibu senang ketika aku mengenakan hasil karyanya.

Aku ingat waktu kecil, setiap menjelang lebaran, aku selalu iri dengan teman-teman main dan tetangga-tetanggaku. Mereka akan sibuk berbelanja pakaian baru khusus untuk dikenakan pada hari lebaran. Sedangkan aku, aku hanya mengenakan pakaian buatan Ibuku.

Tapi waktu berlalu dan aku menyadari bahwa ternyata selama ini, pakaian hasil jahitan Ibuku adalah pakaian lebaran terbaik yang kumiliki.

--

--

wahab
wahab

Written by wahab

i write every day about little things and everything in between.

No responses yet