Usiaku baru 12 tahun ketika aku pertama kali meninggalkan rumah. Waktu itu, aku harus pergi untuk bersekolah di sekolah asrama. Aku lebih senang menyebutnya sekolah asrama ketimbang pesantren, sebab pesantren membuat orang-orang berpikir kalau aku adalah anak yang religius.
Setelah bertahan hanya tiga tahun di sekolah asrama, aku lanjut bersekolah di SMA negeri yang jaraknya cukup dekat dari rumahku. Jadi, aku tidak perlu lagi pergi jauh meninggalkan rumah. Tapi itu hanya tiga tahun sebelum aku pergi jauh dalam waktu yang cukup lama untuk kuliah.
Kuliah di kota besar, aku juga merasa membawa harapan ibu yang besar di pundakku. Semasa kuliah, mungkin sama seperti orang-orang lain, Ibu selalu menanyakan apakah aku akan pulang jika ada waktu libur. Tapi seingatku, aku sangat jarang pulang ke rumah.
Bahkan selepas menyelesaikan kuliahku, aku memilih untuk menetap di kota. Bertahan bertahun-tahun. Sampai suatu kali, aku merasa lelah dengan segala kehidupan di kota.
Aku pulang ke rumah. Hari-hariku menjadi berbeda. Aku merasakan kesenangan dalam ketenangan. Rasanya seperti aku menemukan kembali kepingan waktuku yang hilang. Tentang rumah, Ibu, dan masa kecilku.
Meskipun begitu, aku tidak bisa berlama-lama. Aku harus pergi, sekali lagi. Aku meninggalkan rumah untuk bekerja, untuk menjalani hari-hari dewasa, dan untuk menghidupi mimpiku.
Aku beruntung sempat merumahkan rumah ke dalam video ini agar selalu bisa kukenang dari kejauhan. Aku berjanji, suatu hari nanti, aku akan pulang ke rumah.