Menikmati Sabtu Malam

wahab
3 min readMar 2, 2024

--

Masaku untuk mengisi ulang energi, sudah cukup.

Kemarin, aku sudah kembali bekerja di tempat biasa dan bertemu dengan teman kerjaku. Aku merasa seperti ponsel yang baru saja diisi penuh. Beberapa kali aku menyadari sepertinya aku punya banyak sekali energi untuk bercerita. Tapi beruntung aku cepat menyadari itu, jadi bisa segera menghindari oversharing.

Hari ini, mumpung lagi libur akhir pekan, aku ingin menyempatkan diri untuk merayakan kemenangan kecilku. Selama dua bulan terakhir aku sudah berhasil menulis setiap hari di Medium. Jadi, memberi hadiah sesekali kepada diri sendiri kupikir adalah hal yang penting.

Tapi aku tidak tahu harus ke mana. Aku sempat berpikir untuk berkunjung ke suatu tempat yang cukup jauh. Tapi pagi tadi, setelah melihat cuaca yang sepertinya tidak bersahabat, aku membatalkan rencanaku.

Setelah itu, aku berencana untuk pergi menonton, tapi aku tidak menemukan film yang menarik. Satu-satunya film menarik yang masih tersedia di bioskop terdekat hanya Agak Laen. Itupun aku sudah menontonnya tiga kali.

Hingga sore tiba, aku tidak meninggalkan kamarku sama sekali. Aku tidak bisa lagi memikirkan rencana lain. Lagipula, aku sudah merencanakan akan menggunakan hari sabtuku khusus untuk bermain atau jalan, sebab hari minggu akan kugunakan sepenuhnya untuk me time. Padahal tiap hari juga me time mulu!

Jadi, akhirnya aku memutuskan untuk mengunjungi kedai kopi favoritku. Rasanya sudah cukup lama tidak berkunjung ke tempat ini. Bahkan ketika aku tiba, aku menemukan bahwa beberapa hal telah berubah.

Mereka mengubah warna dinding dan pintunya yang sebelumnya berwarna kuning menjadi hijau. Warna itu mengingatkanku dengan pagar perumahan TNI yang biasa kulewati.

Selain itu, mereka juga mengganti beberapa kursi dan mejanya. Kupikir mereka sudah menyadari bahwa ada masalah dengan meja dan kursi lama mereka. Kursinya terlalu rendah sedangkan mejanya terlalu tinggi, jadi tidak betul-betul nyaman jika ada pelanggan yang memilih untuk duduk dan membuka laptop di meja itu.

Aku tiba dan memesan minuman seperti biasanya. Di kedai kopi ini, aku cuma punya dua menu kesukaan. Sebetulnya, mereka punya banyak pilihan menarik, tapi aku tidak terbiasa memesan hal-hal yang tidak familiar dengan lidah dan perutku. Jadi untuk menghindarinya, aku selalu memesan menu yang sama, Cappucino Hot atau Es Kopi Susu.

Kali ini aku memesan Es Kopi Susu, sebab kupikir tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menghabiskan minuman jenis ini. Beda dengan Cappucino Hot, aku biasanya memesannya jika berencana untuk berlama-lama di kedai kopi ini.

Malam ini, aku tidak ingin berlama-lama. Aku hanya ingin ngopi dan menulis. Itu saja. Lagipula, siapa pula yang ingin berlama-lama sendiri di kedai kopi pada sabtu malam sedangkan orang-orang di sekitar saling berbincang dengan pasangan masing-masing.

Tapi aku sudah terbiasa dengan kesendirian semacam ini, jadi aku tidak lagi peduli dengan hal-hal seperti itu. Aku tidak lagi merasa ada yang istimewa pada sabtu malam, dan rasanya sama saja dengan malam-malam lainnya. Satu-satunya yang saat ini kupikir menarik tentang sabtu malam adalah aku bisa menonton klub bola favoritku.

Ngomong-ngomong, baru kali ini aku menulis selancar ini. Aku menduga, mungkin saja karena dua hal. Pertama, karena aku menulis dengan suasana baru. Entahlah, tapi sepertinya ada benarnya juga. Sebab aku bisa merasakan bedanya ketika aku menulis di kamar, di pantai, dan di kedai kopi seperti saat ini.

Alasan lain, mungkin saja karena suasana hatiku sedang baik. Ya, hari ini aku merasa cukup baik dibanding beberapa hari kemarin. Apalagi, kupikir menikmati hari dengan suasana hati yang baik itu adalah kemewahan. Sebab setiap hal yang dilakukan akan terasa lebih menyenangkan.

Meskipun sebetulnya, menjaga suasana hatiku tetap baik itu tidak mudah. Kalau dalam pengalamanku sendiri, aku selalu menemukan bahwa suasana hatiku menjadi kacau hanya karena hal sepele. Sekalipun aku menyadari itu, tapi tetap saja selalu terulang hal yang sama.

Misalnya, jika tim bola kesukaanku kalah, aku bisa mengalami perasaan yang kacau selama seharian. Entahlah, tapi mungkin benar kata orang-orang, “Jangan terlalu berharap dengan manusia agar perasaanmu tidak terluka, apalagi berharap dengan MU.”

Kupikir, cukup untuk catatan hari ini. Kopiku juga sudah tinggal setengah. Aku juga sudah bercerita cukup banyak hari ini. Apalagi perasaanku juga sudah cukup lega setelah merayakan kemenangan kecil ini.

Selepas ini, aku tidak ingin terlalu berharap, tapi aku tetap berharap besok malam MU dapat mengalahkan City. Sebab dengan begitu, perasaanku akan selalu tentram.

--

--

wahab
wahab

Written by wahab

i write every day about little things and everything in between.

No responses yet